Katoliknews.com – Pater Alan Nasraya SVD, imam misionaris asal Irlandia merayakan usia emas (50 tahun) imamatnya di Paroki Santo Nikolaus, Pacar, Flores. Di paroki ini, Pater Alan pernah berkarya selama belasan tahun, dari 1976 sampai 1989.
Perayaan emas ini berlangsung selama dua hari. Hari Pertama, Sabtu, 13 Mei 2023 dimulai dengan penyambutan rombongan Pater Alan di pertigaan Noa, Pacar. Juga, pementasan tarian caci di halaman SDK Pacar.
Hari kedua perayaan Ekaristi yang dipimpin Mgr. Mikael Cosmas Angkur OFM, Uskup Emeritus Keuskupan Bogor di Gereja Katolik Santo Nikolaus Pacar. Perayaan ini dihadiri puluhan imam dan ribuan umat baik dari Paroki Pacar maupun dari paroki tetangga.
Dalam sambutannya, Pater Alan yang pada tahun November 2021 lalu kembali ke negeri asalnya untuk menjalani masa pensiun, mengaku bahagia ketika kembali ke tengah umat Paroki Pacar, orang-orang yang selama belasan tahun silam ia layani sebagai imam Tuhan.
“Saya sangat bahagia dan terharu ketika kembali ke tempat ini [Paroki Pacar-red] dan berjumpa dengan Bapak-Ibu, umat sekalian,” kata Imam SVD itu.
“Kamu telah memberikan semangat baru dalam hidupku, terutama dalam melanjutkan perjalanan imamat saya untuk hari-hari selanjutnya,” tambah Pastor Alan.
“Di hari bahagia ini, tepat 50 tahun imamat saya, saya mau bagikan sukacita Injil Tuhan bagimu semua, makanya saya datang ke sini, hadir di hadapan kamu semua, karena sesungguhnya saya bahagia berada di antara Bapak-Ibu, umat sekalian,” pungkasnya.
Sementara itu, Mgr. Mikael mengatakan, kehadiran Pater Alan telah memberikan arti tersendiri bagi Gereja lokal Keuskupan Ruteng, khususnya di Paroki Santo Nikolaus Pacar.
“Ia telah memulai karya pastoral di Paroki Pacar dengan sangat baik meski kondisi dan situasi saat itu tidak sebaik sekarang,” ujar Uskup Mikael dalam kata pembuka saat Ekaristi.
Ia menambahkan, Pater Alan hadir membawa sukacita Injil di tengah umat yg sederhana di Wilayah Pacar, “seperti ungkapan, Paulus menanam, Apolos menyiram dan Allah memberikan kehidupan, demikian Pater Alan mengambil tugas sebagai Apolos yang hadir untuk melanjutkan karya pastoral para pastor sebelumnya.”
“Iman umat Paroki Pacar bertumbuh subur karena kesetiaan Pater Alan melayani dan terus melayani,” tutup Mgr. Mikael.
Romo Alfons Segar, Vikjen Keuskupan Ruteng mengenal Pater Alan sebagai sosok misionaris, pewarta Injil yangg setia.
“Ia ternyata tidak hanya hadir sebagai imam, tetapi juga sebagai dokter yg setia membawa obat-obatan uuntuk kesehatan umat; dia tidak hanya menjadi pendoa, tetapi juga perawat yang peduli pada kesehatan umat,” ungkap Romo Alfons dalam sambutannya.
“Terima kasih banyak Pater untuk pengabdian yangg luar biasa,” kata Romo Alfons.
Menurutnya, 14 tahun sebagai Pastor Paroki merupakan suatu jangka waktu yang tidak singkat. Namun, karena kecintaan dan kesetiaan Pater Alan, Paroki Pacar dan umatnya menjadi hidup dan bersukacita di dalam Tuhan.
Mengenal Pater Alan
Pater Alan lahir di Dublin-Irlandia, 4 Maret 1948 dari pasangan Patrick (almarhum) dan Eileen (almarhumah).
Seusai menempuh pendidikan dasar sampai pendidikan Filsafat-Teologi, Pater Alan menerima Sakramen Imamat pada Desember 1972 dari tangan Mgr. Vincent Conway.
Pada 1973, ia berkarya sebagai pastor pembantu di London. Pada September tahun yang sama, ia tiba di Indonesia dan mulai belajar bahasa sampai 1974.
Pada tahun 1975-1976, ia berkarya sebagai pastor pembantu di Paroki Wangkung-Boleng dan Paroki Rangga-Lembor. Kemudian, dari tahun 1976-1989, ia berkarya sebagai Pastor Paroki Pacar.
Selepas berkarya di Pacar, ia diutus sebagai pastor pembantu ke Paroki Tanjung Pinang-Kepulauan Riau (1989-1991) dan sebagai Pastor Paroki Batam (1992-1993).
Pada Oktober 1994-Juni 1995, ia diutus untuk kursus bahasa China di Taiwan, dan setelahnya mengambil diploma bahasa Inggris di Honkong dari Juli-November 1995.
Berbekal ilmu itu, ia berkarya sebagai pengajar bahasa Inggris di Beijing dari tahun 1996-2011.
Ia kembali ke Indonesia pada tahun 2011. Namun, bukan ke tana Nuca Lale (Manggarai-red), melainkan ke bumi Sorong-Papua.
Do Sorong, ia berkarya sebagai staf Pembina Seminari Menengah Petrus van Diepen sampai tahun 2017. Kemudian, ia berkarya di Paroki Santo Pterus Remu-Sorong dari Juli 2017 sampai Oktober 2020.
Pada November 2021, ia kembali ke tanah asalnya, Irlandia, untuk pensiun.
Kontributor: RD Ardus Endi
Komentar