Katoliknews.com-Paroki St. Clara berdiri pada tanggal 11 Agustus 1999. Jumlah umat saat ini terdiri dari 9.422 jiwa / 2.498 KK. Paroki ini berada di bawah wilayah administratif Keuskupan Agung Jakarta. Hingga usia paroki mencapai 17 tahun, umat Paroki Santa Clara belum memiliki tempat yang layak untuk merayakan Ekaristi dan kegiatan menggereja lainnya.
Seringkali kegiatan menggereja diselenggarakan di sebuah ruko sempit yang mungkin hanya bisa menampung 200 umat saja (Kapel Wisma Asri). Jumlah umat yang berlebih saat perayaan mengharuskan yang lain rela berdiri di bawah terik matahari. Kapasitas ruangan yang tersedia tidak mencukupi. Selain itu, sebagian umat paroki ini beribadat di Kapel Seroja yang memakai jasa sewa sebuah gedung pertemuan.
Polemik mendirikan bangunan gereja di Bekasi Utara ini terus bergulir dari waktu ke waktu sejak paroki ini resmi didirikan. Kelompok ekstrimis yang mengatasnamakan keyakinan tertentu menolak keras pendirian bangunan gereja tersebut. Penolakan keras dari kelompok tertentu ini menghambat terbitnya surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) oleh pemerintah kota setempat. Paroki yang terletak di Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi-Jawa Barat ini menjalani drama tarik ulur berkepanjangan selama bertahun-tahun.
Selama 17 tahun lamanya, umat Paroki Santa Clara terus berjuang karena merindukan tempat ibadat yang layak sebagaimana lazimnya dialami oleh umat Katolik. Bertahun-tahun pula, mereka berupaya sabar menghadapi pelbagai tindakan intimidasi, cacian, ancaman, dan penolakan dari lingkungannya.
Perjuangan mereka menemukan asa. Pada bulan Juli 2015, IMB resmi diterbitkan. Berita IMB terbit membangkitkan animo penolakan yang lebih besar. Berbagai macam tindakan konfrontasi telah dihadapi dengan sikap tabah mereka yang tiada batas.
Perjuangan umat Santa Clara belum selesai karena mereka masih memerlukan bantuan finansial. Kita, yang bukan umat Santa Clara mungkin tidak dapat merasakan penuh penderitaan dan salib mereka sebagai pengikut Kristus; namun kita bersolider melalui sumbangan uang 10 ribu rupiah kita. Mengapa dibuat gerakan 10 ribu kasih?
Pada 12 Februari 2016, Albertus Gregory Tan mengunggah foto dengan semboyan “10 ribu rupiah untuk Gereja Santa Clara”. Melalui akun facebook pribadinya, Greg mengajak umat beriman untuk mendonasikan 10 ribu rupiah. Netizen beramai-ramai membagikan tautan ini dan mendapat banyak dukungan dan donasi. Greg dikenal sebagai pengumpul dan penyalur dana untuk membangun gereja-gereja daerah terpencil di nusantara,
“Bantuan masih terus mengalir untuk Santa Clara dari seluruh penjuru Indonesia. Posisi saat ini: Rp 252.000.000,- memasuki hari ke-2. Salam solidaritas dan kepedulian”, tulis Greg dalam akun facebooknya hari ini.
Sebagai umat Katolik, sudah sepantasnya kita saling membantu sesama yang kurang beruntung; terutama untuk gereja-gereja yang masih mengalami penindasan dan penganiayaan karena iman mereka. Namun, hanya dengan nominal 10 ribu? Tidak berat bukan? Mari kita sisihkan 10 ribu kita untuk Santa Clara. Umat Santa Clara merupakan umat yang sederhana. Mereka kurang mampu mewujudkan harapan dan impian mereka memiliki sebuah gereja yang layak dalam waktu sesingkat ini. 17 tahun umat Santa Clara telah menunggu dan berharap, mari kita bantu mereka!
10 ribu anda bisa ditransfer ke:
BCA Cabang Bekasi No 0663 09 7731 a/n PGDP Paroki Santa Clara.
Konfirmasi Bantuan lewat SMS/Whatsapp:
Nama_Solidaritas Santa Clara_Paroki Asal ke
0821 6531 7480 (Gregorius Tan – Panitia Dana via Media Sosial)
0813 1766 1499 (P. Raymondus Sianipar, OFM.Cap – Pastor Paroki)
(Berchmmans/Katoliknews.com)
Komentar