Katoliknews.com – Kasus korupsi yang melibatkan Ketua Komisi D DPRD, Mohammad Sanusi dan sejumlah pihak swasta, terkait rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil provinsi DKI Jakarta, kian menambah jejak buruk para pemimpin negeri ini.
Politisi Partai Gerindra tersebut tertangkap dalam sebuah Operasi Tangkap Tangan oleh KPK pada Kamis 31 Maret, di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan.
Uskup Agung Jakarta Mgr Ingatius Suharyo dalam dalam acara tatap muka bertajuk “Perayaan Paskah 2016 TNI-Polri” pada Jumat 1 April menyatakan kekhawatirannya tentang hal tersebut.
“Apa yang terjadi dengan penangkapan yang dilakukan oleh KPK menunjukkan bahwa negara dan pasar telah selingkuh. Hal ini tentunya merusak tatanan yang ada,” ungkap Uskup dalam acara yang digelar di Aula Gereja St. Agustinus Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Uskup asal Yogyakarta tersebut lantas menjelaskan arti bangsa dari sudut pandang katolik.
Dia mengatakan bahwa ada tiga kompenen yang interaktif menyusun sebuah bangsa, yakni Penyelenggara negara, pasar dan masyarakat.
Tiga hal tersebut, menurut Mgr Suharyo, memilik tugas masing-masing yang semestinya dijalankan dengan benar.
Negara misalnya memiliki tugas dan kewajiban untuk menciptakan kebaikan bersama. Sedangkan pasar mengusahakan semua kegiatan yang berlandaskan kejujuran.
Di ranah sosial atau masyarakat, mereka cukup mengusahakan sikap saling percaya.
Menurutnya, di Indonesia fenomena yang kerap terjadi adalah adanya kecendrungan perselingkuhan, antara negara dengan pasar.
Hal tersebut lantas merambah sampai ke tingkat sosial, yang akhirnya menyebakan kehilangan sikap saling percaya di antara masyarakat.
Oleh karena itu, Mgr Suharyo menghimbau agar para pejabat negara kembali memaknai arti politik sesungguhnya, yang berakar dari kata polis (kota). Yang berarti membangun dan memajukan kota, bukan malah sebaliknya.
Bartolomeus Robyvan/Katoliknews
Komentar