Katoliknews.com – Pastor Rantinus Manalu Pr semakin mantap maju dalam pemilihan Bupati Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara.
Pastor yang merupakan imam Keuskupan Sibolga itu maju sebagai calon bupati berpasangan dengan Ustad Solidikin Lubis sebagai calon wakil.
Dalam wawancara dengan Katoliknews.com, Sabtu, 6 Agustus 2016, ia mengatakan, kini dirinya sedang mengurus banyak hal terkait pencalonannya.
“Saya sedang membantu para relawan yang mendukung saya untuk maju. Saya juga mengurusi semua berkas sembari melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” katanya.
BACA JUGA: Pastor Rantinus Resmi Deklarasikan Diri Sebagai Calon Bupati Tapanuli Tengah
“Secara pribadi saya sudah menyiapkan mental dan pikiran untuk membangun daerah Tapanuli Tengah,” ujarnya.
Ia menjelaskan, memang terjadi pro kontra di kalangan masyarakat, termasuk umat Katolik terkait pencalonannya.
Namun, kata dia, hal itu tidak akan menghentikan langkahnya untuk maju.
“Mereka punya hak untuk berkomentar. Tapi saya tidak khawatir karena saya ingin bekerja untuk masyarakat,” lanjutnya.
Ia menegaskan, “saya siap bertemu dengan mereka yang menolak pencalonan ini. Saya siap untuk berdebat dengan mereka.”
Pastor yang dikenal karena kiprahnya dalam sejumlah upaya advokasi masalah sosial ini mengatakan, pihak yang kontra tersebut kebanyakan berasal dari orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu.
Ia menegaskan, tekadnya untuk maju didasari niat menyelesaikan krisis moral di Tapanuli Tengah yang sudah sangat kronis.
Warga Tapanuli Tengah memang punya pengalaman buruk dengan bupati sebelumnya, Bonaran Situmeang yang dijebloskan ke dalam penjara tahun lalu, karena kasus suap.
Romo Rantinus menjadi bagian dari masyarakat yang getol menyuarakan protes pada kebijakan Bupati Bonaran.
Bahkan, pada 2013, ia sampai ditetapkan sebagai tersangka dengan tudingan pencemaran nama baik, setelah menyampaikan sebuah pengumuman di koran, mengajak masyarakat berdemo dan mengecam Bupati Bonaran.
Ia bersama Ustad Sodikin Lubis dan beberapa rekannya, menuding bupati itu abai terhadap janji-janjinya saat kampanye.
Pada tahun 2009, Romo Rantinus juga aktif menggelar aksi dan berdiri bersama masyarakat yang lahannya diambil untuk menjadi lokasi perkebunan sawit.
Kala itu, Romo Rantinus juga ditetapkan sebagai tersangka.
Meski demikian, upayanya tidak kendur, karena nyalinya tidak ciut, meski berhadapan dengan berbagai kekuatan pebisnis yang berkongkalikong dengan aparat.
Namun, kini, di tengah komitmen untuk maju, Pastor Rantinus masih menghadapi kendala terkait pilihan sikap Uskup Sibolga, Mgr Mgr Ludovicus Simanullang OFMCap yang tidak memberi restu padanya.
Awal bulan lalu, dalam sebuah surat resmi kepada para relawan Pastor Rantinus, Uskup Simanullang menegaskan penolakannya.
Roby Sukur/Katoliknews
Komentar