Berita Terkait Gereja Katolik
Minggu, 29 Januari 2023
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Berita Terkait Gereja Katolik
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita Dunia

Rasisme dan Kematian George Floyd: Para Uskup Marah, Aksi Protes Masih Terus Meluas

1 Juni 2020
in Dunia, Pilihan Editor
0
Rasisme dan Kematian George Floyd: Para Uskup Marah, Aksi Protes Masih Terus Meluas

Kematian George Floyd, seorang pria Afrika-Amerika membuat isu rasisme di Amerika Serikat menyeruak kembali. Hingga hari ini, kerusuhan terjadi di hampir seluruh negara bagian. Para uskup pun menyatakan keperihatinan atas kasus ini. (Foto: Adam Berry/Getty Images)

Katoliknews.com – Kasus kematian George Floyd, seorang pria Afrika-Amerika setelah disiksa polisi mendapat reaksi keras dari para uskup di Amerika Serikat. Aksi unjuk rasa terhadap kasus yang dianggap mempertajam rasisme itu juga masih terus berlanjut.

Para uskup mengatakan mereka “kecewa, merasa pedih dan perihatin menonton video” kekejaman yang terjadi terhadap pria 46 tahun itu.

Mereka menyatakan, Floyd telah “dibunuh di depan mata kita” dan mendesak masyarakat untuk menunjukkan kepedulian pada masalah kemanusiaan ini.

“Yang lebih mencengangkan adalah bahwa (kasus kematian Floy) ini terjadi hanya beberapa minggu setelah beberapa kejadian lainnya,” kata para uskup dalam pernyataan pada 29 Mei.

BacaJuga

Vatikan Gelar Doa dan Aksi Bersama Terkait Kematian George Floyd

Vatikan Gelar Doa dan Aksi Bersama Terkait Kematian George Floyd

1.1k
Pesan Pentekosta Paus Fransiskus: Biarkan Roh Kudus Mengubah Diri Kita

Tanggapi Aksi Demo Terkait Kematian Floyd, Paus Fransiskus: Tidak Ada Toleransi Bagi Rasisme

1.1k

Kasus ini, kata mereka, mesti disikapi dengan niat sungguh menuju sebuah pertobatan.

Kasus Floyd hanya terjadi setelah beberapa waktu lalu, Ahmaud Arbery, seorang pria Afrika-Amerika berusia 25 tahun di Georgia ditembak mati. Tiga pria kulit putih ditangkap dan menghadapi dakwaan pembunuhan dalam kematiannya.

Pada bulan Maret, Breonna Taylor, seorang wanita Afrika-Amerika berusia 26 tahun meninggal di tangan  polisi kulit putih ketika mereka memasuki apartemennya di Louisville, Kentucky.

“Rasisme bukan sesuatu yang terjadi di masa lalu,” kata para uskup.  “Ini bahaya nyata saat ini yang harus dihadapi secara langsung.”

Mereka menyatakan, ”sebagai anggota Gereja, kita harus berpihak pada tindakan yang benar dan adil.”

“Kita tidak bisa menutup mata terhadap kekejaman ini,” kata para uskup.

Mereka juga menyatakan, kehidupan setiap orang mesti dihargai karena kita pada dasarnya “mengabdi kepada Tuhan yang penuh cinta, belas kasih dan adil.”

“Ketidakpedulian bukanlah suatu pilihan,” kata mereka, sambil menekankan dan menyatakan dengan tegas bahwa “rasisme adalah masalah kehidupan.”

Sebagaimana dilansir Catholic News Service, pernyataan itu dikeluarkan oleh ketua tujuh komite Konferensi Waligereja AS.

Meninggal Setelah Disiksa

Floyd ditangkap oleh polisi atas dugaan membawa uang palsu 20 dollar saat transaksi di Cup Foods, tempat membeli makanan di Minneapolis pada 25 Mei.

Begitu dia diborgol, seorang perwira kulit putih menindih lehernya dengan lutut selama delapan menit.

Video yang sekarang banyak beredar menunjukkan Floyd berulang kali mengatakan “Saya tidak bisa bernapas.”

Namun, polisi tidak menghiraukan kata-katanya. Bahkan ketika warga di sekitar lokasi  yang menyaksikan kejadian itu meminta agar berhenti menyiksanya, polisi tidak peduli.

Floyd tampaknya kehilangan kesadaran dan kemudian dinyatakan meninggal di rumah sakit.

Keesokan harinya, ratusan orang melakukan aksi protes di persimpangan tempat Floyd disiksa, menuntut keadilan baginya dan menangkap empat petugas yang terlibat.

Para polisi itu telah dipecat pada 26 Mei dan pada 29 Mei jaksa setempat mengajukan tuntutan pidana terhadap setidaknya satu dari antaranya.

Yang terlihat menindih leher Floyd, yang diidentifikasi sebagai Derek Chauvin, telah ditangkap dan didakwa melakukan pembunuhan.

Departemen Kehakiman federal menjanjikan penyelidikan mendalam seputar kematian Floyd.

Hingga kini, protes masih terus meluas di Amerika Serikat. Protes tidak hanya di Minneapolis, tetapi juga di sejumlah kota lain, seperti Los Angeles, Phoenix, Denver, New York, Louisville dan Ohio.

Para uskup dalam pernyataannya kembali menyinggung surat pastoral pada 2018 terkait rasisme, berjudul “Membuka Lebar Hati Kita”

Di dalamnya, mereka menyatakan, “Bagi orang-orang kulit berwarna, interaksi dengan polisi dapat dipenuhi dengan ketakutan dan bahkan bahaya. Orang-orang yang memiliki hati nurani yang baik tidak boleh menutup mata ketika warga negara kehilangan martabat manusia dan bahkan hidup mereka.”

Dalam pernyataan itu, para uskup menyerukan agar aksi unjuk rasa disertai kekerasan sebagai respon atas kematian Floyd segera berakhir.

Namun, mereka juga menyatakan, mendukung penuh masyarakat yang mengungkapkan kemarahan atas peristiwa itu.

Dalam terang perayaan Pentekosta, Minggu, 31 Mei, para uskup meminta semua umat Katolik berdoa agar Roh Kudus dicurahkan ke dalam hati setiap orang sehingga dibebabaskan dari berbagai prasangka buruk terhadap sesama.

“Kami menyerukan umat Katolik untuk berdoa agar roh kebenaran menyentuh hati semua orang di Amerika Serikat dan ke dalam sistem peradilan pidana serta penegakan hukum kita,” kata para uskup.

Mereka juga mendesak setiap umat Katolik, terlepas dari etnisnya, “memohon kepada Tuhan untuk mengubah pandangan yang buruk terhadap sesama dan memulihkan kehidupan bersama yang hancur.

Tags: George Floydrasisme di Amerika Serikat
Artikel Berikut
Beri Lampu Hijau Bagi Kegiatan Publik di Rumah Ibadah, Ini Sejumlah Ketentuan dari Kemenag

Beri Lampu Hijau Bagi Kegiatan Publik di Rumah Ibadah, Ini Sejumlah Ketentuan dari Kemenag

Ini Teks Misa Hari Minggu Paskah VII, 24 Mei 2020

Mulai 6 Juni, Keuskupan Agung Samarinda Gelar Misa Publik di Gereja

Komentar

Artikel Terkini

Yosfrei: Menantang Semangat Misioner Kita sebagai Orang Katolik

Yosfrei: Menantang Semangat Misioner Kita sebagai Orang Katolik

1k
Serangan Pria Bersenjata di Rumah Ibadah Yahudi: Tujuh Warga Sipil Meregang Nyawa

Serangan Pria Bersenjata di Rumah Ibadah Yahudi: Tujuh Warga Sipil Meregang Nyawa

1k
Profil Mgr. Yanuarius You, Orang Asli Papua yang Ditahbiskan Uskup pada 2 Februari Mendatang

Profil Mgr. Yanuarius You, Orang Asli Papua yang Ditahbiskan Uskup pada 2 Februari Mendatang

1k
Paus Fransiskus: Homoseksualitas “itu bukan kejahatan. Ya, tapi itu dosa”

Paus Fransiskus: Homoseksualitas “itu bukan kejahatan. Ya, tapi itu dosa”

1k
HUT Ke-43 Gereja Katolik Nanga Kantuk: Jadilah Berkat dan Biarkan Tuhan Tersenyum

HUT Ke-43 Gereja Katolik Nanga Kantuk: Jadilah Berkat dan Biarkan Tuhan Tersenyum

1.1k
Bagaimana Paus Fransiskus Memandang Pekerja Seks

Paus Fransiskus Sebut Khotbah yang Panjang sebagai ‘Bencana’, Paling Lama Sepuluh Menit

1.7k
Berita Terkait Gereja Katolik

Katoliknews.com menyajikan berita-berita tentang Gereja Katolik dan hal-hal yang terkait dengannya, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain.

Artikel Terbaru

  • Yosfrei: Menantang Semangat Misioner Kita sebagai Orang Katolik
  • Serangan Pria Bersenjata di Rumah Ibadah Yahudi: Tujuh Warga Sipil Meregang Nyawa

Ikuti Kami

Facebook Twitter Instagram

Tentang Kami

  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan dan Partner
  • Kontak

© Katoliknews.com

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif

© 2020 Katoliknews

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In