Katoliknews.com – Empat Frater Ordo Fratrum Minorum (OFM) Provinsi St. Mikael Malaikat Agung Indonesia mengucapkan janji setia seumur hidup atau dalam tradisi Katolik disebut Kaul Kekal di Gereja Hati Kudus, Kramat, Jakarta Pusat, Sabtu, 15 Agustus 2020.
Keempat pestawan tersebut adalah Fr. Iki Santrio, OFM, Fr. Santono Situmorang, OFM, Fr. Dominggus, OFM dan Fr. Sergio Ameta, OFM.
Perayaan Ekaristi Kaul Kekal ini dipimpin oleh Minister Provinsi OFM Indonesia, RP Mikael Peruhe, OFM. Ia didampingi oleh RP Daniel Klau Nahak, OFM, RP Agustinus Nggame, OFM, RP Tauchen Girsang, OFM, dan RP Yustinus Agung Setiadi, OFM.
Dalam khotbahnya, Pastor Mikael mengatakan bahwa keputusan keempat Frater itu di tengah situasi pandemi saat ini merupakan sesuatu yang mengagumkan.
Ia bertanya, “Mengapa mereka bergitu berani di tengah masa sulit ini mereka memutuskan masuk dalam cara hidup Fransiskan ini? Apakah setelah permenungan selama retret mereka merasa diri begitu kuat? Ataukah mereka memiliki kelebihan-kelebihan yang mereka andalkan untuk menghadapi tantangan-tantangan hidup religius di era digital ini?”
Ia menjelaskan, jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu terdapat dalam spiritualitas kerendahan hati Rasul Paulus dalam teks 2Kor. 12:10: “Jika aku lemah, maka aku kuat”, yang dipilih sebagai moto oleh keempat pestawan itu.
“Sama seperti pengakuan iman Santo Paulus, keempat saudara ini pun mengakui bahwa meskipun mereka lemah secara kodrati tetapi berkat kasih karunia Tuhan mereka menjadi kuat dan dimampukan untuk menjawab panggilan Tuhan dan menjalaninya dengan setia, tekun dalam kebebasan sebagai anak-anak Allah.”
Pastor Mikael menambahkan, “Santo Pauslus mengingatkan kita suatu hal yang sangat penting dalam pembaktian kepada Gereja yang kudus, yaitu supaya kita sunggguh-sungguh bersikap rendah hati; rendah hati seperti Kristus yang telah menunjukkan kerendahan hati-Nya yang paling utuh dan sempurna dalam dan melalui peristiwa inkarnasi, salib, dan ekaristi.”
Sebagai orang yang terpangggil, Pastor Mikeal mengajak keempat Frater itu belajar dari Paulus yang tidak menyamakan dirinya dengan orang-orang yang memegahkan diri atas kelebihan dan kehebatan yang mereka miliki, atas keberhasilan pekerjaan yang mereka capai, atau atas kemampuan-kemampuan yang mereka miliki.
Paulus justru bermegah-megah dalam kelemahan yang dia miliki. “Jika aku harus bermegah, maka aku bermegah atas kelemahanku”.
Sementara itu, dalam sambutan mewakili para pestawan, Fr. Iki Santrio, OFM mengatakan bahwa dari pengalaman-pengalaman yang mereka alami selama ini, pilihan untuk menjadi Fransiskan seumur hidup bukan karena mereka hebat dan sempurna.
“Jika ada yang mengira bahwa pilihan kami karena kami cerdas, hebat, luar biasa, perkiraan itu kurang tepat. Kami berada di jalan ini sebagai manusia yang memiliki kelemahan, kekurangan, keretakan, dan kadang juga memiliki hati yang congkak yang kadang membuat kami mengandalkan diri kami sendiri.”
“Kami bertahan di jalan ini bukan karena kami manusia yang hebat melainkan karena kami manusia yang jujur di hadapan Tuhan mengakui kelemahan dan kekurangan kami,” lanjut alumnus SMA St. Klaus, Ruteng, Flores itu.
Kepada Katoliknews.com, Fr. Santono Situmorang, OFM mengaku senang dengan peristiwa ini “karena berani menjawab panggilan ini untuk seumur hidup.”
Cara memaknai kebahagiaan itu, kata dia, yakni melalui ketaatan kepada Tuhan dalam perutusan sehingga kebahagiaan dan sukacita atas pilihan menjadi Fransiskan bisa senantiasa dirasakan dan dibagikan kepada siapa saja.
Dalam tradisi Fransiskan biasanya perayaan Kaul Kekal dihadiri oleh orang tua dan keluarga. Namun, tahun ini karena situasi COVID-19, keluarga tidak bisa hadir. Mereka mengikuti perayaan itu melalui saluran live streaming di kanal Youtube OFM Indonesia.
Ian Saf
Komentar