Katoliknews.com – Tidak pernah ada dalam benak seorang John Michael Talbot sebelumnya bahwa suatu saat ia akan dipakai Tuhan untuk melayani-Nya lewat musik.
Mengaku tidak menyukai hal-hal rohani, John sejak muda sangat menggemari musik rock. Di usianya yang hanya 17 tahun, ia memilih drop out dan menjadi seorang musisi karena tidak puas dengan kehidupan sekolahnya.
Lahir dalam keluarga berlatar belakang musik di Oklahoma City, AS, John bersama saudara kandungnya, Terry, membentuk sebuah band rock yang bernama Mason Profifit.
Dengan cepat, John dan bandnya mulai menjual banyak album dan mengadakan tur. John saat itu merasa bahwa lewat jalan inilah kebahagiaan hidupnya dapat dicapai.
Namun, saat sedang menelusuri jalan hidup yang dipilihnya, John melihat banyak sekali teman bandnya yang mengalami depresi hingga bunuh diri atau jatuh ke dalam hal gelap.
Sebuah pertanyaan pun muncul dalam diri John, apa itu kebahagiaan yang sebenarnya?
John, meski masih aktif dalam musik saat itu merasakan kehampaan yang semakin lama semakin dalam. Kehampaan dan keinginan untuk mencari kebenaran tersebut mendorong John untuk mencari makna dari kebahagiaan sejati.
John kemudian mulai mempelajari berbagai macam agama dan filsafat. Meski terus mencari dan meminta petunjuk dari Tuhan, John selalu kecewa karena Tuhan tidak pernah menjawab doanya.
Satu setengah tahun setelah John memulai pencariannya, sebuah peristiwa yang mengubah hidupnya terjadi dalam waktu sekejap. Di malam itu, John berjumpa dengan Tuhan dalam mimpinya.
Perasaan John saat itu bercampur aduk antara bahagia, marah, dan sedih dalam satu waktu. Dalam mimpinya, ia mencurahkan segala perasaannya di hadapan Tuhan.
“Tuhan kemudian berkata bahwa Ia mengasihiku dan mengampuni segala dosaku,” kata John mengenang.
Sejak menemukan panggilannya, John pun keluar dari Mason Profifit dan memulai kariernya sebagai penyanyi dan penulis lagu rohani di bawah naungan label music Sparrow Records.
John langsung mengeluarkan dua album, yaitu “John Michael Talbot” dan “The New Earth” yang diproduseri oleh Billy Ray Hearn.
Setelah mengubah jalan hidupnya, John kemudian mulai memberikan kesaksian. “Saya melihat kehidupan di dalam Kristus yang harmonis dan tentram,” ucap John sela mengenang peristiwa tersebut.
Terinspirasi St Fransiskus Assisi
John terinspirasi oleh Santo Fransiskus dari Assisi yang melepaskan kepemilikannya demi membantu orang yang kesulitan di sela pengembaraannya.
John kemudian memutuskan untuk membangun komunitas amal bernama The Little Portion and The Brothers and Sisters of Charity di Little Portion Hermitage, Arkansas.
Melalui komunitas ini, John banyak membantu tunawisma dengan cara memberikan makanan, tempat tinggal, pekerjaan, dan pengharapan.
Tunawisma yang dirangkul oleh John mengatakan bahwa mereka merasa terpanggil menjadi pengikut Kristus karena terinspirasi dari aksi kasih yang dilakukan oleh John. Mereka juga ingin menebarkan kasih itu kepada sesama seperti yang dilakukan oleh John kepada mereka.
Lewat usaha inilah John memenangkan beberapa penghargaan seperti 1988 Billboard Magazine – No. 1 Christian Artist, 1990 Billboard Magazine “ Best Christmas Record of The Year”-“The Birth of Jesus”, 2005 Recipient of Mercy Corps International Mother Teresa Award for Humanitarian Efforts, 2005 Arkansas Hall of Fame “Entertainer of The Year”, NARAS President’s Merit Award for “Song for The Poor”.
Setelah mendekatkan diri dengan Tuhan, John mengaku hidupnya menjadi bermakna bagi dirinya dan orang lain. Lewat musik dan tulisannya ia berusaha berkontribusi untuk komunitas Katolik dan orang-orang yang pernah berada di keadaan yang sama seperti dirinya.
Ia selalu menekankan pentingnya Tuhan dalam kehidupan setiap orang dan ketidakmungkinan kebahagiaan duniawi menjadi kebahagiaan sejati.
“Uang dapat hilang, ketenaran dapat sirna, tubuh ini dapat hancur, namun kebaikan untuk sesama dan Tuhan akan membekas selamanya,” kata John suatu ketika.
Belajar dari John Michael Talbot
Dalam masa pandemi ini, John aktif mengadakan ibadah online dan membagikan renungan injil melalui kanal Youtubenya.
Dengan lebih dari 26 ribu pengikut saat ini, John dalam video-videonya berpesan untuk tetap kreatif dan menjadi bermakna bagi orang di masa pandemi.
Dibanding terus menerus terpuruk oleh wabah ini, John mengatakan “kita bisa melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda.”
Saat semua jalan ditutupi oleh kabut kegelapan yang menghitam, John yakin selalu ada secerca jalan terang akan muncul bagi mereka yang ingin melihatnya.
Menurut John masa pandemi merupakan kesempatan berharga bagi setiap orang untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan keluarga.
Sebagai orang Katolik, kita dapat mengambil teladan dari hidup John yang selalu bersemangat mencari kebenaran dan kreatif mencari cara untuk bisa berguna bagi yang lain.
Semoga kisah John yang aktif dalam membantu sesama, menggugah kita untuk melakukan hal serupa: mulai dari hal-hal sederhana seperti membantu orang-orang terdekat kita.
Laporan Jesslyn Jordana, Mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Surabaya.
Komentar