Pengadilan di Timor-Leste menunda sidang lanjutan kasus dugaan pelecehan seksual oleh mantan pastor yang semula dijadwalkan pada 22 Maret sebagai dampak dari kebijakan karantina di sejumlah wilayah akibat peningkatan kasus Covid-19.
“Dengan adanya karantina wilayah (lockdown), pengadilan harus menunda sidang lanjutan karena tidak adanya sarana transportasi baik di udara maupun laut,” kata Julio Nunes, Sekretaris Pengadilan Negeri di Oecusse, tempat sidang itu digelar.
Ia mengatakan kepada UCA News, media Katolik Asia pada 21 Maret bahwa setengah dari para peserta sidang berada di Dili, termasuk mantan pastor Richard Daschbach yang menjadi tahanan rumah, demikian juga para jaksa dan pengacara.
Pemerintah di negara mayoritas Katolik itu sudah menerapkan kebijakan karantina wilayah di Dili, Baucau dan Viqueu merespon peningkatan kasus Covid-19 selama dua pekan terakhir.
Pada 21 Maret, Rui Maria de Araujo, mantan perdana menteri yang kini menjadi ketua tim penanggunglangan Covid-19 melaporkan penambahan 55 kasus baru, di mana 45 di Dili, 11 di Baucau dan 1 di Viqueque, yang tercatat sebagai penambahan kasus harian tertinggi sejak pandemi terjadi.
Pada 22 Maret, ada penambahan 9 kasus lagi.
Nunes mengatakan, mereka sudah menjadwalkan ulang sidang lanjutan selama beberapa hari pada 24-28 Mei.
“Namun, itu juga belum pasti juga karena tergantung situasi kasus Covid-19,” katanya, sambil menambahkan, mereka belum merencanakan untuk menggelar sidang secara online.
Daschbach, mantan imam SVD menghadapi 14 dakwaan kasus pelecehan seksual 14 anak di bawah umur, pornografi anak dan kekerasan domestik.
Kasus-kasus itu dilaporkan terjadi di Rumah Singga Topu Honis yang ia dirikan sejak 1993 di Oecusse. Ia terancam dipenjara 20 tahun.
Pria 84 tahun itu yang diberhentikan Vatikan pada 2018 juga menghadapi tuntutan penipuan pengiriman uang di negara asalnya Amerika Serikat, di mana ia sudah dimasukkan ke dalam daftar red notice oleh Interpol.
Kasusnya telah menarik perhatian publik, karena meskipun ia sudah mengakui perbuatannya di hadapan otoritas Gereja, ia masih menikmati dukungan dari sejumlah pihak, termasuk pemimpin sipil di negara itu, yang dikaitkan dengan kontribusinya saat membantu perjuangan Timor-Leste untuk merdeka dari Indonesia.
Ada juga rumor di media sosial bahwa dia bisa menjadi imam kembali jika dinyatakan tidak terbukti bersalah oleh pengadilan.
Menanggapi rumor tersebut, baik konferensi para uskup maupun pimpinan SVD di Timor-Leste telah menegaskan bahwa keputusan Vatikan untuk memecat Daschbach dibuat berdasarkan penyelidikan yang panjang dan mendalam.
Komentar