Katoliknews.com – Seorang uskup di negara mayoritas Katolik Timor-Leste mengumumkan suspensi dari tugas imamat bagi seorang imam yang mengklaim akan maju sebagai calon presiden di negara itu.
Dalam sebuah surat pada 30 Agustus, Uskup Baucau, Mgr. Dom Basílio do Nascimento menyatakan memberhentikan segala pelayanan sakramental imam diosesan Martinho Germano da Silva Gusmão.
Ia menjelaskan, keputusan itu diambil setelah imam itu “dalam waktu yang panjang mengajukan, merefleksikan, mendengar, berdoa dan memutuskan mengenai hidup dan tugasnya sebagai imam Gereja Katolik dengan kesadaran yang ‘bersih dan tenang.’”
Uskup Nascinamento menjelaskan, imam itu telah mengajukan surat pengunduran diri kepada dirinya pada 25 Januari tahun lalu dan pada tanggal 4 Februari tahun ini mengajukan surat pelepasan status imamatnya kepada Paus Fransiskus.
“Menjawab kemauan dan keputusan Romo Martinho Germano da Silva Gusmão, Uskup Baucau mengeluarkan surat suspensi untuk pelayanan sakramental terhitung sejak 20 Agustus 2021,” tulisnya.
Uskup tidak menjelaskan secara rinci alasan permohonan pengunduruan diri imam itu yang selama ini menjadi dosen tetap untuk filsafat politik, etika fundamental, ateisme kontemporer dan filsafat bahasa di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Dom Jaime Garcia Goularat, Fatumeta, Dili.
Namun, Romo Gusmao mengatakan kepada UCA News, kantor berita Katolik Asia bahwa pengunduran dirinya terkait dengan tekadnya untuk terjun ke dalam urusan sosial politik negara itu, termasuk rencananya maju dalam pemilihan presiden tahun depan.
Ia mengatakan, pada 2020, rencananya memang hanya untuk mundur dari imamat karena ingin lebih leluasa berbicara tentang politik, “tanpa harus terbebani oleh aturan-aturan yang diterapkan oleh Gereja.”
Meskipun Gereja Katolik memang tidak melarang, apalagi membungkamnya ketika berbicara tentang politik, namun, jelasnya, selalu saja ada orang, termasuk para politisi tertentu, yang mempersoalkannya.
Pada tahun ini, kata dia, alasan keputusan itu yang berujung pada suratnya kepada Vatikan, ditambah oleh rencananya untuk menjadi calon presiden, yang ia klaim “sebagai tantangan baru dari aktivis dan para politisi muda untuk maju menjadi calon presiden dari generasi baru.”
Ia mengatakan, ia akan maju dari jalur independen, tetapi juga didukung oleh beberapa partai politik.
Romo Gusmao mengklaim tergerak masuk ke dalam kekuasaan karena Timor-Leste berada dalam situasi gawat darurat, yang diperperah oleh pandemi Covid-19.
“Negara kami sudah lumpuh. Saya menawarkan diri untuk bertindak. Selama ini kerja saya menulis dan berbicara di berbagai forum nasional dan internasional. Semua yang saya bahas itu menjadi kenyataan, solusi yang saya tawarkan hanya dijadikan sampah. Ya, saya harus bertindak,” katanya.
“Yang harus diubah ya, cara berpikir dan bertindak. Kami harus yakin bahwa kami bukan provinsi seberang lautan Portugal, bukan pula propinsi ke-27 Indonesia apalagi negara boneka milik Australia. Kami hanya ingin memakai otak sendiri untuk berpikir, kaki dan tangan sendiri untuk bekerja,” katanya.
Aria
Komentar