Katoliknews.com – Kita mengalami sukacita besar di penghujung tahun 2022: pandemi Covid-19 semakin melandai atau semakin menurun. Gereja di paroki-paroki dan kapel di stasi-stasi pun membuka lebar-lebar pintunya bagi umat.
Bahkan, ada yang gereja menyediakan tenda atau kemah tambahan sehingga bisa menampung umat sebanyak mungkin yang antusias datang untuk merayakan Natal. Namun, kita tetap diminta untuk setia dan taat pada protokol kesehatan, semisal mengenakan masker dan mencuci tangan.
Kita mematuhi protokol kesahatan itu bukan semata-mata demi aturan, melainkan demi tanggung jawab etis moral spiritual kita, yaitu agar kita sendiri dan orang lain tetap sehat, nyaman, dan selamat.
Dengan demikian, sesungguhnya kita sudah mewujudkan makna Natal itu sendiri, yakni “menyehatkan, menyelamatkan, dan membahagiakan semua orang.”
Dengan mengucapkan “selamat Natal dan bahagia tahun baru” sebenarnya terungkap secara jelas kerinduan yang terdalam dari peziarahan hidup manusia di muka bumi ini, yakni agar hidup penuh damai sejahtera, sehat, dan bahagia. Setiap orang bisa tidur nyenyak dan mimpi indah. Setiap bangun pagi saling menyapa dengan semangat penuh kasih sayang.
Juga, setiap orang bisa berbaikan dengan sesama dan tetangganya, bisa saling menyapa tanpa curiga dan syakwasangka; bisa saling berbagi dan tolong-menolong untuk meringankan kesulitan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Selain itu, kita menjadi punya telinga untuk mendengarkan jeritan orang-orang yang sengsara; bisa membuka mata untuk melihat orang yang tertindas; mau membagi makanan bagi orang-orang yang kelaparan; menyediakan air bersih bagi semua orang; menyapa teman-teman dan setiap orang yang kita jumpai dengan senyuman yang tulus; mengunjungi orang orang di penjara dan menyapa dengan senyuman tulus orang-orang sakit di rumah sakit.
Dengan demikian, perayaan Natal bukan hanya sesaat atau sekadar seremonial romantis hedonis. Setiap saat kita mewujudkan spirit Natal tatkala kita punya hati untuk mengasihi bukan untuk menghakimi; memeluk bukan untuk memukul; memimpin dengan hati bijaksana bukan untuk menindas; melayani bukan untuk dilayani.
Setiap kali kita merayakan Natal, berarti kita merayakan dan mengungkapkan kasih Allah sekaligus memanggil setiap orang untuk mengubah hubungannya dengan alam semesta. Selama ini, manusia mengubah alam dengan serakah dan tamak yang membawa bencana bagi manusia itu sendiri. Maka, sudah saatnya Natal mengubah pola pikir manusia dalam hubungannya dengan alam agar damai sejahatera di bumi menjadi nyata di sini dan kini.
Berdamai dengan alam merupakan jalan lain yang perlu ditempuh oleh setiap orang yang hendak memasuki tahun 2023. Setiap orang perlu menghidupi dan merasapi sabda ini, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan keada-nya” (Luk. 2:14).
Berdamai dengan alam menerangi jalan menuju kebahagiaan berkelanjutan di masa depan. Kesejahteraan generasi saat ini dan masa depan sangat tergantung dari keseriusan kita untuk berdamai dengan alam, melestarikan dan memulihkan keanekaragaman hayati dan menurunkan polusi dan limbah.
Hal itu bisa dengan mengupayakan sistem ekonomi dan keuangan serta produksi hijau demi kesejahteraan bersama dan kebahagiaan yang berkelanjutan. Karena itu, setiap orang memainkan perannya masing masing sesuai kecerdasan, keahlian, dan bakat talenta yang dikaruniakan Tuhan kepadanya untuk mengubah hubungan manusia dengan alam. Tata Kelola polisentris yang dijiwai spirit Natal memberdayakan setiap orang untuk bertanggung jawab demi damai sejahtera di bumi.
Setiap orang memainkan peran untuk mewujudkan damai sejahtera di bumi melalui praksis-kognitif seperti menggunakan hak pilih dan hak sipil mereka untuk menentukan pemimpin yang peduli terhadap pembangunan yang berkelanjutan; mengubah pola makan dan kebiasaan berpergiaan; menghindari pemborosan makanan dan sumber daya; mengurangi konsumsi air dan energyi konsumsi makanan organik, bergizi dan sehat;
Dengan demikian, semua orang entah di kota, kampung, pemukiman merasa hidup sehat, sejahtera, dan bahagia. Selamat Natal dan bahagia di tahun 2023.
*Mbula Darmin Vincentius OFM. Penulis adalah imam Fransiskan. Ketua Presidium Majelis Nasional Pendidikan Katolik.
Komentar