Katoliknews.com – Presiden Nikaragua, Daniel Ortega, telah memerintahkan penutupan Kedutaan Vatikan di Managua dan Kedutaan Nikaragua untuk Tahta Suci di Roma, menurut Reuters.
Pada Minggu 12, Maret lalu, Pemerintah Nikaragua mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan “penangguhan hubungan” dengan Takhta Suci, lapor Associated Press.
Menurut AP, sumber Vatikan mengonfirmasi adanya permintaan dari Nikaragua untuk menutup kedua kedutaan tersebut.
Proposal untuk menangguhkan hubungan antara Vatikan dan Nikaragua terjadi hanya beberapa hari setelah Paus Fransiskus menyatakan bahwa Pemerintah Sandinista Nikaragua dengan Nazi Jerman itu mirip dalam sebuah wawancara. Dia juga menyebut Ortega “tidak stabil”.
Pemerintah Nikaragua mengusir Duta Besar Vatikan dari negara itu satu tahun lalu, sebuah keputusan yang disebut Vatikan pada saat itu sebagai “tindakan sepihak yang tidak dapat dipahami” dan “tidak dapat dibenarkan”.
Komentar Paus tentang kediktatoran Nikaragua diterbitkan pada 10 Maret 2023 oleh outlet berita berbahasa Spanyol, Infobae.
Dalam wawancara itu, Paus Fransiskus berbicara tentang Uskup Nikaragua Rolando Álvarez, yang dijatuhi hukuman 26 tahun penjara oleh Diktator Ortega bulan lalu.
Fransiskus berkata: “Itu adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan; seolah-olah kita membawa kembali kediktatoran komunis tahun 1917 atau kediktatoran Hitler tahun 1935.”
“Mereka adalah jenis kediktatoran yang vulgar,” tambahnya, juga menggunakan kata Argentina “guarangas,” yang berarti “kasar.”
“Dengan sangat hormat, saya tidak punya pilihan selain berpikir bahwa orang yang memimpin [Daniel Ortega] tidak stabil,” kata Paus Fransiskus.
Berbicara tentang Álvarez, Paus berkata: “Di sini [Nikaragua] kami memiliki seorang uskup di penjara, pria yang sangat serius, sangat cakap. Dia ingin memberikan kesaksian dan tidak menerima pengasingan.”
Paus mengatakan bulan lalu saat doa Angelus hari Minggu bahwa pemenjaraan Uskup Alvarez telah membuatnya sedih.
Álvarez, seorang pengkritik rezim Ortega yang blak-blakan, dituduh sebagai “pengkhianat tanah air” pada 10 Februari 2023 lalu.
Pemerintahan Ortega dalam beberapa tahun terakhir menahan, memenjarakan, dan kemungkinan besar menyiksa banyak pemimpin Katolik, termasuk setidaknya satu uskup dan beberapa imam. Pemerintahannya juga telah mengambil tindakan untuk menindas stasiun radio dan televisi Katolik, dan mengusir ordo religius Katolik, termasuk Misionaris Cinta Kasih, dari negara tersebut.
Ortega, yang memimpin partai sosialis Front Pembebasan Nasional Sandinista di Nikaragua, telah memerintah Nikaragua sejak 2007 bersama istrinya, Rosario Murillo, yang kini menjadi wakil presiden. Rezim tersebut dituduh melakukan korupsi, penipuan Pemilu, memenjarakan para aktivis dan jurnalis, dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang kejam terhadap rakyat Nikaragua.
Yeri Orlando
Komentar