Katoliknews.com – Komisi JPIC-OFM Indonesia mengumumkan pada Senin, 15 Juni 2020 para pemenang lomba dalam rangka ulang tahun kelima Laudato Si, di mana para pemenangnya didominasi para seminaris.
Lomba yang dibuka pada 24 April itu terdiri dari tiga kategori, yakni karya tulis ilmiah untuk mahasiswa dan umum, karya tulis populer untuk pelajar SMA/sederajat, dan videografis untuk semua kalangan.
Frater Rio Edison OFM, salah satu anggota panita lomba ini mengatakan, peserta yang ikut cukup banyak, yang mengirimkan 30 naskah artikel ilmiah, 16 naskah artikel populer dan 8 videografis.
Mereka, jelasnya, berasal dri berbagai daerah di Jawa, Kalimantan, Sumatra, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.
Dalam pengumumkan yang dilakukan via live streaming, pemenang didominasi para siswa seminari dan frater, terutama untuk kategori artikel ilmiah dan karya tulis populer.
Artikel “Ketika Sumber Air Bersih Menuju Kepunahan: Tinjauan Berdasarkan Laudato Si, Art.31” karya Yulianus Niba, mahasiswa STFT Widya Sasana-Malang menjadi pemenang pertama kategori artikel ilmiah.
Pemenang kedua dan ketiga merupakan mahasiswa STFK Ledalero-Maumere. Rikardus Mantero dengan tulisannya “Relevansi Laudato Si terhadap Krisis Lingkungan Hidup di Indonesia,” menjadi pemenang kedua dan Sirilus Stefanus Bau menjadi pemenang ketiga dengan aartikel “Laudato Si Menjawab Krisis Ekologi.”
Untuk kategori artikel populer, pemenang pertama dan ketiga adalah siswa SMA Seminari Pius XII Kisol, Manggarai Timur, NTT. Evaristus Dwiputra Rodriques Adu dengan karyanya “Dunia di Tengah Krisis Ekologi: Dari Seruan Menuju Gerakan Pertobatan” menjadi pemenang pertama.
Karya Fransisco Salvedorein Pondang, “Tambang, Laudato Si’, dan Gereja: Meneropong Tambang Lingko Lolok dengan Ekologi Integral ala Laudato Si’ serta Menakar Peran Gereja” menjadi pemenang ketiga.
Pemenang kedua kategori ini adalah “Laudato Si: Sebuah Seruan untuk Pemulihan Ibu Bumi”, karya Valentino Elvis Halyo, siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT.
Untuk lomba videografis, video berjudul “Harmonisasi Laudato Si’”, karya Herman Sriwijaya, sebagai pemenang pertama.
Pemenang kedua adalah video berjudul “Ibu Bumi”, karya Lanang Naditia, dan pemenang ketiga, yakni video berjudul “Dear World from Laudato Si”, karya Leo Billy.
Masing-masing peserta diberi hadiah uang tunai, demikian kata Frater Rio.
Juri lomba ini antara lain RP Alsis Goa Wonga, Direktur JPIC-OFM Indonesial; RP Hieronimus Dey Rupa, OFM dan RP Andreas Atawolo, keduanya dosen di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta; RP Agustinus Nggame, Koordinator Dapur Spiritualitas OFM-Indonesia; Wens Fatubun, seorang filmmaker dan inisiator Papuan Voices; dan Aditya Mahendra, seorang jurnalis dan videografer.
Fr Rio mengatakan, demi menjamin obyektivitas penilaian para juri, saat materi lomba diserahkan untuk dinilai pada 27 Mei, mereka mengganti nama, insitusi dan alamat peserta dengan kode khusus.
Setelah itu, kata dia, rekapitulasi akhir penilaian para juri dilakukan panitia, di mana kode khusus dicocokkan kembali dengan identitas peserta.
Ia menjelaskan, lomba ini pertama-tama bukan untuk mencari siapa yang paling baik dalam hal menulis dan membuat video.
“(Lomba ini) menjadi momen untuk mengajak semakin banyak orang mengenal dan mendalami kekayaan ajaran yang terdapat dalam ensiklik Laudato Si,” katanya.
“Semoga ke depan nilai-nilai Laudato Si semakin dikenal luas dan membentuk pola pikir baru masyarakat dunia berdasarkan persepktif dokumen ini,” tambahnya
Staf bidang animasi JPIC OFM Indonesia itu menambahkan, pihaknya mengapresiasi semua peserta yang ikut terlibat, yang menunjukkan adanya perhatian terhadap perawatan bumi sebagai rumah bersama yang disuarakan dalam Laudato Si, ensiklik Paus Fransiskus yang pada 24 Mei lalu genap berusia 5 tahun.
Sementara itu, Pastor Alsis mengatakan, perlombaan ini sengaja menyasar kaum muda, “karena mereka adalah pemilik masa depan bumi.”
“Mereka bertanggung jawab besar merawat bumi,” katanya.
BACA JUGA: Stefani Leoni: Jatuh Cinta dengan Laudato Si Hingga Jadi Pemenang Lomba Cipta Lagu
Ia menjelaskan, selain mengadakan lomba itu, ada sejumlah hal lain yang dilakukan JPIC-OFM Indonesia dalam rangka peringatan lima tahun Laudato Si, yang disesuaikan dengan program Laudato Si Revolution oleh JPIC-OFM sedunia.
Beberapa di antaranya, kata dia, termasuk menerjemahkan Doa Rosario Laudato Si, yang dibuat keluarga Fransiskan di Amerika dan didoakan selama Bulan Mei lalu, webinar yang mengelaborasi peran agama untuk perawatan bumi sebagai rumah kita bersama dan berupaya menyebarkan nilai-nilai Laudato Si ke sekolah-sekolah.
JPIC merupakan singkatan dari Justice, Peace and Integrity of Creation, bidang karya khusus yang fokus pada upaya animasi dan advokasi untuk isu keadilan, perdamaian dan ekologi.
Ian Saf
Komentar