Katoliknews.com – Gerakan Laudato Si Indonesia meluncurkan buku kumpulan doa bertemakan ekologi pada Selasa. 13 Desember 2022.
Berjudul “Buku Doa Laudato Si Indonesia”, buku ini diterbitkan dalam bentuk fromat PDF dan bisa diunduh secara gratis di google. Juga, PDF buku ini banyak disebar di Whatsapp.
“Buku ini dapat diunduh free, dan —sejauh perlu — boleh diprint serta dibagikan, tanpa dikomersialkan,” demikian pernyataan dari pemegang Copy Right @Gerakan Laudato Si Indonesia pada halaman 2.
Cyprianus Lilik Krismantoro Putro, Ketua Gerakan Laudato Si` Indonesia, mengatakan, buku tersebut membantu “bukan hanya sarana membangun persahabatan dengan Allah dan sarana transformasi diri agar layak di hadapan Allah, tetapi juga sarana pembaruan relasi moral dan spiritual kita dengan segenap ciptaan dan bumi, rumah kita bersama.”
Uskup Dominikus Saku, Komisi KKP-PMP periode 2016-2022, pada bagian Prakata (hlm. 7-8), mengatakan, Buku Doa Laudato Si’ Movement Indonesia hendak menyadarkan para pengguna untuk berdedikasi bagi Ekologi Hijau yang merujuk pada Allah, Sang Sumber Kehidupan dan Kesejahteraan Sejati.”
“Buku Doa ini sebenarnya mau menyadarkan kita untuk kembali kepada misi pelayanan Gereja di bawah tagline ora et labora, doa dan kerja.” Kata Mgr. Dominikus.
Bagi Monsinyur Dominikus, upayan menjaga keutuhan dan keberlanjutan alam ciptaan mutlak membutuhkan kerja keras, cerdas, tuntas, dan tulus ikhlas. Namun, tanpa doa yang berkanjang, semua bisa hancur, berakhir sia-sia.
Catatan Penerjemah
Pada Mei lalu terbit “Laudato Si’ Movement Prayer Book”. Buku ini merupakan “suatu buku doa yang adalah buah dari perjalanan bersama dan kerja sama semua cabang yang membentuk ‘pohon indah’ yang adalah jaringan Laudato Si` Movement” (hlm. 15).
Pater Martin Harun OFM yang menerjemahkan buku ini, pada bagian pengantar mencatat, buku Doa Laudato Si’ Movement Indonesia ini tidak merupakan terjemahan lengkap dari buku berbahasa Inggris, “Laudato Si’ Movement Prayer Book”.
Ia mengatakan, sebagian besar bahannya memang dari buku berbahasa Inggris itu, namun ia memilih bagian-bagian yang sesuai konteks Indonesia sekaligus menambah doa-doa yang sesuai kenyaatan di Nusantara.
“Yang dimuat adalah seleksi doa-doa yang menyentuh situasi kita. Selebihnya, buku doa versi Indonesia dilengkapi dengan sejumlah doa yang muncul dari kepedulian akan lingkungan hidup di Tanah Air kita sendiri, yang sebagai negara kepulauan dengan lautan yang luas di antara nusa-nusa itu (Nusantara) memiliki masalah-masalah ekologis tersendiri,” tulis Pater Martin.
Pater Martin mengatakan, mengingat bahwa masalah ekologis menyangkut hampir segala aspek kehidupan di bumi, kumpulan doa seperti ini tidak mungkin mengejar kelengkapan, juga tidak bila dalam terbitan kemudian akan dilengkapi dengan doa-doa lain yang diharapkan dari para pengguna buku doa ini.
Karena itu, sebagai penerjemah sekaligus penyusun, dia membuka diri agar para pengguna atau yang sempat membaca buku ini mengirim doa atau bahan versi kepadanya melalui email: marharun@gmail.com.
Imam Fransiskan itu berharap, “kumpulan doa ini membantu semua orang yang berupaya merawat rumah kita bersama, baik dalam perenungan pribadi maupun refleksi bersama, untuk memperdalam perjalanan kita di sepanjang jalan pertobatan ekologis.”
Peta Isi
Buku ini setebal 93 halaman PDF. Doa-doa di dalamnya di bagi dalam delepan kelompok tema besar.
Tema pertama, yakni doa-doa dasar dan umum. Tema kedua: Doa pertobatan ekologis; ketiga; Doa mohon kepedulian ekologis; keempat: Doa untuk perilaku yang ramah lingkungan.
Selanjutnya tema kelima: Doa di tengah bencana dan ancaman; keenam: Doa untuk pelbagai ekosistem yang terancam; Ketujuh: Doa untuk orang rentan dan korban kerusakan bumi;
Kemudian, bagian kedelapan yakni berisi Doa Rosario Laudato Si. Rosario laudati Si ini terdapat empat peristiwa, yakni Peristiwa Gembira; Peritiwa Cahaya; peristiwa Sedih, dan Peritiwa Mulia.
Buku inu ditutup dengan sebuah lampiran “Puji-pujian Segala Makhluk” dalam dua bahasa.
Ian Saf
Komentar