Berita Terkait Gereja Katolik
Senin, 27 Maret 2023
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Berita Terkait Gereja Katolik
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Sosok

Bekerja di Tengah Pandemi, Iman Memberi Kekuatan Bagi Seorang Perawat Katolik

10 Juni 2020
in Sosok
0
Bekerja di Tengah Pandemi, Iman Memberi Kekuatan Bagi Seorang Perawat Katolik

Mengenakan APD lengkap, Valentina Sartinah tampak sedang bekerja di Puskesmas Sedayu II, Bantul, Yogyakarta. (Foto: dok. Valentina Sartinah)

Katoliknews.com – Saban pagi, Valentina Sartinah meninggalkan rumahnya menuju Puskesmas Sedayu II, Bantul, Yogyakarta, tempatnya bekerja.

Pergi dari rumahnya yang berada di daerah Wates, Gamping, Sleman setiap pukul 07.00 WIB, ia mengendarai sepeda motornya dengan jarak tempuh sekitar enam kilometer.

Usia yang sudah 55 tahun tidak mengurangi semangatnya untuk bekerja.

Seperti perawat pada umumnya yang bekerja di masa pandemi COVID-19 ini, setibanya di Puskesmas, ia segera mengenakan alat pelindung diri (APD) yang menutup ujung kaki hingga ujung rambutnya.

BacaJuga

Menko PMK: KVKI Bentuk Peran Gereja Menjawab Tantangan Bangsa

Menko PMK: KVKI Bentuk Peran Gereja Menjawab Tantangan Bangsa

1k
9 Suster di Sebuah Biara di Filipina Meninggal Karena Covid

9 Suster di Sebuah Biara di Filipina Meninggal Karena Covid

1.1k

“Nano-nano rasanya, pengap, panas, dan tidak betah kalau kerja pakai APD. Tapi apa boleh buat, itu adalah keharusan,” kata Sartinah, ibu dua anak yang sudah 36 tahun menggeluti dunia medis.

“Kalau tidak memakai APD tentu akan berbahaya bagi diri saya dan orang lain,“ katanya.

Karena pakaian yang menutup seluruh bagian tubuhnya itu, ia pun berusaha cermat mengatur pola makan dan minum agar selama bekerja tidak ke toilet. 

Kalau harus ke toilet, ia mesti melepas APD, hal yang cukup memakan waktu, sementara pengunjung Puskemas selalu banyak.

Kostum yang ia harus kenakan tiap hari itu baru dilepas pada pukul 14.00, saat jam kerja usai.

Setelah itu, ia harus membersihkan seluruh tubuhnya dengan sabun berkali-kali, demi memastikan semua kuman dan bakteri mati dan saat kembali ke rumah, ia pastikan dalam keadaan aman.

“Semua itu adalah pilihan yang harus dilakukan dan ditaati. Mau tidak mau, bukan hanya untuk menjaga diri saya supaya tidak terpapar virus namun juga saling menjaga agar tidak membawa virus bagi orang lain,“ kata Sartinah.

Valetina Sartinah sedang memeriksa salah satu pasien. (Foto: dok. Valentina Sartinah)

Di tempatnya bekerja, semua petugas medis memang diminta untuk secara ketat mengikuti protokol kesehatan.

Iman Sumber Kekuatan

Sartinah menjelaskan, setiap pekerjaan pasti punya resiko, termasuk sebagai perawat.

Bekerja dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang dituntut bagi profesinya saat ini, bagi Sartinah, memang tidaklah mudah.

Ia mengaku, kadang mengeluh dan merasa lelah.

Dalam situasi seperti itu, katanya, imannya sebagai orang Katoliklah yang memberi ia kekuatan untuk terus bertekad melayani sesama.

“Iman yang menguatkan saya,” katanya.

“Saya sadar betul pekerjaan saya adalah untuk melayani sesama,“ tambahnya.

Sartinah mengatakan, ia memegang prinsip bahwa lewat dirinya Tuhan sendiri berkarya dan karena itu ia hanyalah alat di tangan Tuhan.

Ia juga mengaku, mengabdikan diri sebaik mungkin terhadap tugas adalah bagian dari upaya mewariskan cerita baik kepada anak-anaknya.

Valentina Sartinah bersama keluarga. (Foto: dok. Valentina Sartinah)

Dengan melihat ia berusaha maksimal dan total dalam panggilan sebagai perawat, kata dia, anak-anaknya diharapkan bisa menjadikan hal itu sebagai hal yang menginspirasi bagi hidup mereka.

Untuk terus memupuk iman, Sartinah mengaku setiap malam menyempatkan waktu berdoa bersama keluarganya.

Selama bulan Mei lalu, setiap malam, mereka tidak melewatkan kesempatan berdoa Rosario bersama.

Saat ini, Sartinah juga aktif dalam kehidupan menggereja.

Sejak tahun lalu, lulusan D3 Keperawatan di Karya Bhakti Husada, Bantul tahun 2006 ini mendedikasikan diri sebagai Ketua Tim Kesehatan di parokinya, Maria Assumpta Gamping, Yogyakarta.

Pentingnya Menaati Protokol Kesehatan

Mengingat pandemi ini belum selesai dan jumlah kasus masih terus meningkat setiap hari, Sartinah berharap setiap orang menumbuhkan kesadaran dalam diri untuk mematuhi protokol kesehatan.

Ia mengaku menyayangkan orang-orang yang menganggap remeh dan tidak peduli pada upaya-upaya preventif bagi penyebaran virus.

“Menahan diri jauh lebih baik daripada gegabah dalam bertindak,” kata Sartinah yang kini tecatat sebagai salah satu pengurus Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Komisariat V.

“Setidaknya kita bisa menjaga diri sendiri untuk tetap di rumah jika tidak ada keperluan mendesak.“ tambahnya.

Laporan Vincensia Enggar Larasati

Tags: Covid-19perawat KatolikValentina Sartinah
Artikel Berikut
Romo Sugiri, SJ, Imam Kelahiran Belanda Meninggal Dunia di Usia 89 Tahun

Romo Sugiri, SJ, Imam Kelahiran Belanda Meninggal Dunia di Usia 89 Tahun

Dipasung 20 Tahun, Penyandang Gangguan Jiwa di Flores Bisa Bebas Berkat Bantuan Imam dan Frater Seminari St. Kamilius

Dipasung 20 Tahun, Penyandang Gangguan Jiwa di Flores Bisa Bebas Berkat Bantuan Imam dan Frater Seminari St. Kamilius

Komentar

Artikel Terkini

Apa Perbedaan antara Khotbah dan Homili?

Apa Perbedaan antara Khotbah dan Homili?

1.3k
Mengenang Pembantaian Keluarga Ulma, Pelindung Orang Yahudi dari Kekejaman Nazi

Mengenang Pembantaian Keluarga Ulma, Pelindung Orang Yahudi dari Kekejaman Nazi

1.2k
Suster-Suster SFD Merayakan Satu Abad Berkarya di Nusantara

Suster-Suster SFD Merayakan Satu Abad Berkarya di Nusantara

1.4k
Cara Unik Umat Paroki Santo Antonius Tataaran Wujudkan APP 2023

Cara Unik Umat Paroki Santo Antonius Tataaran Wujudkan APP 2023

1.3k
Video Patung Bunda Maria Dipaksa Tutup dengan Terpal Viral, Polisi Sebut karena Desakan Ormas

Video Patung Bunda Maria Dipaksa Tutup dengan Terpal Viral, Polisi Sebut karena Desakan Ormas

1.2k
Kisah Kerukunan di Semarang: Piring Kasih Gereja Katolik untuk Umat Muslim yang Berbuka Puasa

Kisah Kerukunan di Semarang: Piring Kasih Gereja Katolik untuk Umat Muslim yang Berbuka Puasa

1.1k
Berita Terkait Gereja Katolik

Katoliknews.com menyajikan berita-berita tentang Gereja Katolik dan hal-hal yang terkait dengannya, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain.

Artikel Terbaru

  • Apa Perbedaan antara Khotbah dan Homili?
  • Mengenang Pembantaian Keluarga Ulma, Pelindung Orang Yahudi dari Kekejaman Nazi

Ikuti Kami

Facebook Twitter Instagram

Tentang Kami

  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan dan Partner
  • Kontak

© Katoliknews.com

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif

© 2020 Katoliknews

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Go to mobile version