Katoliknews.com – Ketua Yayasan St. Fransiskus Jakarta, Romo Mateus Batubara, OFM mengajak para guru, pelajar, dan semua karyawan untuk memiliki keutamaan sebagai orang kecil dan rendah hati yang selalu ‘mau belajar.’
Keutamaan demikian, kata dia, sangatlah penting dalam menanggapi dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada, khususnya yang dipicu oleh pandemi COVID-19.
Ia menyampaikan hal itu saat merayakan Misa untuk mengawali Tahun Ajaran Baru 2020/2021 sekaligus penutupan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Rabu, 15 Juli 2020.
Misa ini disiarkan secara langsung di kanal YouTube Yayasan Fransiskus Jakarta.
Dalam homilinya, Romo Mateus menceritakan tentang evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang telah dilakukan sekolah selama kurang lebih 3 bulan.
Mengacu pada evaluasi itu, ia menggarisbawahi pentingnya memiliki semangat atau keutamaan ‘mau belajar, kreatif dan inovatif serta pemanfaatan teknologi untuk menunjang proses pembelajaran yang efektif.
“Dengan situasi pandemi ini semua orang dipaksa atau ditantang untuk memiliki sikap atau mental untuk mau belajar,” kata mantan Sekretaris Provinsi OFM Indonesia ini.
Orang yang tidak mau belajar, kata dia, “lama-kelamaan akan tertinggal dan terlupakan”.
“Guru itu tak akan pernah tergantikan oleh teknologi,” katanya.
Namun, jelasnya, “guru yang bisa tergantikan adalah guru yang ngga mau belajar” dan “guru yang ngga pernah mau belajar bagaimana memanfaatkan teknologi, itulah yang tergantikan”.
Karena itu, ia mengingatkan, “agar semangat untuk selalu mau belajar.”
Hal itu, lanjutnya, sangat penting untuk menghadapi situasi pademi yang menyebabkan berbagai macam perubahan.
Selanjutnya, ia menambahkan “untuk mempunyai semangat belajar yang lebih, kita perlu mempunyai rasa ingin tahu.”
Dua sikap ini, katanya, sangat penting dalam menghadapi situasi saat ini.
Mengutip kata-kata St. Bonaventura yang berbicara tentang rasa ingin tahu dan kehendak, Romo Mateus menekankan pentingnya keselarasan antara rasa ingin tahu, pemahaman yang dalam dan kehendak untuk melakukan yang baik.
“Rasa ingin tahu yang dalam harus sampai pada taraf yang lebih tinggi, yaitu punya pemahaman dan kehendak untuk melakukan yang baik,” jelasnya.
Karena itu, lanjutnya, “di masa pandemi ini hendaknya rasa ingin tahu yang dalam tidak berhenti pada rasa ingin tahu saja, tetapi mesti didukung oleh semangat mau belajar dan dan harus sampai pada tingkat pemahaman bagaimana melakukan kehendak yang baik.”
Menggutip teks Injil Matius yang berbicara tentang orang bijak-pandai dan orang kecil, ia menekankan pentingnya semangat yang mendasari kemauan mau belajar, yakni semangat ‘menjadi orang kecil’ atau semangat rendah hati.
“Orang kecil artinya orang yang selalu rendah hati di hadapan Allah, karena orang yang rendah hati akan mudah dimasuki oleh Roh Allah dan mau mengarahkan diri pada apa yang Allah kehendaki untuknya,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa orang yang rendah hati adalah orang yang selalu mau belajar dalam hidupnya dan tidak pernah sampai pada tingkat pemahaman bahwa dia sudah sempurna.
Menutup homilinya, Romo Mateus mengajak para guru untuk sama-sama memiliki kesadaran sebagai orang kecil di hadapan Allah, orang-orang yang rendah hati yang pasti selalu mau belajar.
“Kalau merasa diri pintar dan sudah hebat dan pandai, tak akan mungkin mau diajari oleh gurunya, tetapi orang yang rendah hati akan selalu merasa saya belum tahu banyak hal, maka saya perlu belajar”, tegasnya.
Yayasan St. Fransiskus Assisi Jakarta berdiri pada 28 September 1965.
Yayasan yang berusia emas pada tahun 2015 lalu ini menaungi beberapa unit persekolahan mulai dari TK hingga SMA, yang terletak di dua lokasi, yakni daerah Kramat Jakarta Pusat dan Kampung Ambon Jakarta Timur.
Beberapa unit persekolahan yang ada di bawah naungan Yayasan Fransiskus Jakarta ini adalah unit TK Fransiskus Kramat, SD Fransiskus Kramat, SMP Fransiskus 1 Kramat, SMA dan SMK 1 Fransiskus Kramat, serta SMA dan SMK 2 Fransiskus Kampung Ambon.
Terkait proses pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 ini, semua unit tetap melanjutkan pola PJJ yang sudah mulai sejak Maret lalu.
Hal ini dilakukan untuk mematuhi arahan pemerintah terkait protokol kesehatan demi pencegahan penyebaran COVID-19.
Fidel Punter
Komentar