Katoliknews.com – Carlo Acutis, remaja Italia berusia 15 tahun yang menggunakan kecintaannya pada komputer untuk menginjili, dibeatifikasi pada 10 Oktober di Assisi, Italia.
Kardinal Agostino Vallini memimpin upacara tersebut, dia mana ia merefleksikan bahwa beatifikasi ini adalah “kabar baik, pewartaan yang kuat bahwa seorang pemuda di zaman kita, seseorang seperti kebanyakan dari kita, telah ditaklukkan oleh Kristus dan telah menjadi cahaya yang bersinar bagi mereka yang ingin mengenal dia dan mengikuti teladannya.“
Surat apostolik dari Paus Fransiskus dibacakan dengan lantang di mana paus menyatakan bahwa Pesta Carlo Acutis akan berlangsung setiap tahun pada 12 Oktober, peringatan kematiannya di Milan pada 2006.
Peziarah yang memakai masker tersebar di depan Basilika Santo Fransiskus dan di berbagai piazza di Assisi untuk menonton Misa di layar besar karena hanya sejumlah orang yang diizinkan masuk.
Di antara mereka yang hadir adalah orang tua Carlo, yang memproses relik hati putra mereka.
Sekitar 3.000 orang datang ke Assisi mengikuti peristiwa itu, termasuk orang-orang yang secara pribadi mengenal Acutis dan banyak anak muda lainnya yang terinspirasi oleh kesaksiannya
Carlo lahir di London pada 3 Mei 1991, dari orang tua Italia yang kemudian pindah ke Milan saat dia berusia 3 bulan.
Di sanalah Carlo tumbuh dewasa, bersekolah di sekolah-sekolah lokal dan kemudian di sekolah menengah Yesuit.
Berbakti kepada Bunda Maria sejak usia muda, Carlo berusaha mendaraskan Rosario setiap hari dan, setelah Komuni pertamanya di usia 7 tahun.
Ia juga berusaha untuk menerima Ekaristi setiap hari dan menerima sakramen rekonsiliasi setiap minggu.
Kardinal Vallini merefleksikan teladan Carlo, di mana ia mengatakan bahwa anak muda itu “menunjukkan bahwa iman tidak menjauhkan kita dari kehidupan, tetapi lebih membenamkan kita di dalamnya, menunjukkan bagi kita jalan konkret untuk menghidupi sukacita Injil.
“Tergantung kita untuk mengikutinya, tertarik dengan pengalaman Beato Carlo yang menakjubkan, sehingga hidup kita bisa bersinar dengan cahaya dan harapan,” katanya seperti dilansir Catholic News Agency.
Ia menekankan bahwa bagi Carlo, Yesus adalah “kekuatan hidupnya dan tujuan dari semua yang dia lakukan.”
“Dia yakin bahwa untuk mencintai orang dan melakukan kebaikan bagi mereka, Anda perlu menarik energi dari Tuhan. Dalam semangat ini dia sangat setia kepada Bunda Maria,” tambahnya.
“Tekadnya yang kuat juga adalah menarik sebanyak mungkin orang kepada Yesus, menjadikan dirinya pembawa Injil di atas segalanya dengan teladan hidup.”
Aria Kiet
Komentar