Katoliknews.com – Konferensi Waligereja Filipina (CBCP) mengucapkan selamat kepada jurnalis veteran Maria Ressa karena menjadi orang Filipina pertama yang dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian.
Komite Hadiah Nobel mengumumkan pada 8 Oktober bahwa Ressa dan jurnalis Rusia Dmitry Muratov erbagi hadiah tahun ini untuk “upaya mereka melindungi kebebasan berekspresi, yang merupakan prasyarat bagi demokrasi dan perdamaian abadi.”
Mengucapkan selamat kepada Ressa yang berusia 58 tahun pada 10 Oktober, para uskup Filipina menyoroti pentingnya kebebasan pers dalam iman Katolik.
“Paus baru-baru ini, kadang-kadang, menyoroti peran penting yang dimainkan pers dalam mengukur kesehatan masyarakat demokratis yang sehat,” demikian isi pernyataan yang ditandatangani Ketua CBCP, Uskup Agung Romullo Valles.
“Bagi jurnalis, pekerjaan mereka semakin sulit karena tingkat disinformasi dan berita palsu yang terus menyebar melalui komunikasi sosial,” tambahnya, seperti dilansir media Katolik Asia, UCA News.
Oleh karena itu, jelas uskup itu, “panggilan dan misi anggota pers (seperti yang dibayangkan oleh paus kita) adalah untuk berkontribusi tidak hanya untuk pencarian kebenaran tetapi, yang lebih penting, untuk membantu membangun budaya dialog.”
Para uskup memuji keberanian Ressa dalam menjawab tantangan modern dalam jurnalisme, khususnya di media sosial.
“Kami bersyukur bahwa Ressa… telah melihat tanda-tanda zaman dan dengan berani menanggapinya,” kata para uskup.
“Pengakuan penting ini – yang pertama untuk orang Filipina – diharapkan akan memperkuat keyakinan rakyat kita untuk membangun negara di mana jurnalisme bebas, melayani kebenaran, kebaikan, dan keadilan.”
Ressa, seorang kritikus gigih perang Presiden Rodrigo Duterte melawan narkoba, menghadapi beberapa tuntutan pidana karena menyelidiki kebijakan kontroversial.
Setidaknya ada tujuh kasus yang tertunda terhadap Ressa, Rappler dan manajemennya, menurut pengacaranya.
Sementara itu, pemerintah menghadapi kritik dari masyarakat atas anggapan keengganan untuk memberi selamat kepada Ressa atas penghargaan prestisiusnya.
Ressa hanya menerima pujian hangat dari pejabat pemerintah pada 11 Oktober, tiga hari setelah penghargaan diumumkan.
“Ini adalah kemenangan bagi seorang Filipina dan kami sangat senang untuk itu,” kata juru bicara Duterte, Harry Roque.
Roque mengatakan bahwa memenangkan penghargaan bergengsi adalah satu hal, tetapi membuktikan dia tidak bersalah di pengadilan adalah hal lain.
“Tentu saja benar ada oknum yang merasa Maria Ressa masih harus membersihkan namanya di depan pengadilan,” tambahnya.
Komentar