Katoliknews.com – Seorang imam di Haiti mengisahkan pengalamannya bisa selamat dari gempa bumi yang telah menewaskan ribuan orang di negara itu.
Pastor Albert Cator, OMI mengatakan, ia bisa selamat dari reruntuhan gedung biara tempatnya tinggal karena pertolongan Bunda Maria.
Ia mengatakan, ia sedang berada di kamar mandi ketika gempa bumi yang mengerikan pada 14 August 2021, dengan kekuatan 7.2 Mw itu terjadi, membuatnya benar-benar dalam bahaya maut.
Ia tinggal di lantai satu Seminari Mazenod, sekitar 138 mil dari Port-au-Prince, yang memiliki tiga lantai.
Saat sebagian bangunan itu runtuh, ia hanya bisa bertahan di dalam kamar mandi dan menunggu lebih dari lima jam untuk mendapatkan bantuan.
Sementara tim penyelamat, dengan pertimbangan mitigasi resiko, hanya bisa berusaha mencarinya dengan menggali reruntuhan menggunakan tangan kosong. Dan gempa susulan yang terus terjadi memaksa mereka untuk mundur beberapa kali.
“Tetapi ketika mereka bisa menemukan saya, gempa susulan secara ajaib berhenti,” kata Pastor Cater kepada Aleteia.org.
“Dan itu adalah tangan Bunda Maria,” katanya tersenyum.
Ia mengatakan, “Saya kemudian mengerti bahwa tidak ada yang terjadi secara kebetulan.”
Saat ini Pastor Cator, 62 tahun, menghabiskan berjam-jam setiap hari, dengan agak trauma di biara di Port-au-Prince. Ia sering duduk di halaman dan pikirannya masih terbawa dengan situasi saat gempa itu.
Yang pasti bahwa kisahnya menjadi inspirasi bagi umat di Keuskupan Cayes, yang kini sedang dalam proses pemulihan.
Ketika ditanya, apakah dia membutuhkan perawatan psikologis? Jawabannya jelas: “Doa dan dukungan komunitas saya sudah cukup.”
Ia mengakui, salah satu bagian dari Alkitab secara khusus membuatnya kuat melalui cobaan berat ini: “Aku berseru, Tuhanku, Tuhanku.”
Pengalaman selamat dari maut bukan pertama kali bagi Pastor Cator.
Pada tahun 2008, ia secara ajaib selamat dari bencana banjir. Ia sempat hanyut, sebelum kemudian dia tiba-tiba tertahan oleh sebuah penghalang, tempatnya kemudian bisa lepas dari hanyutan air.
BACA JUGA: Doa Rosario di Bulan Oktober: Lebih dari Sekadar Rutinitas
Dua tahun kemudian, dia berada di Port-au-Prince selama gempa bumi Januari 2010 yang menewaskan 250.000 orang.
Dia mengalami kesulitan berjalan, dan pastor ini mengatakan tidak bisa mengerti “bagaimana dia kemudian mendapati dirinya berada di luar gereja saat dalam gempa bumi” padahal dia seharusnya memimpin Misa.
Imam itu mengatakan selalu berterima kasih kepada “Maria, dari lubuk hatinya” atas berbagai pengalaman luar biasa itu.
Komentar