Katoliknews.com – Bertempat di Novisiat Transitus Depok, Jawa Barat, 16 orang frater OFM mengikrarkan kaul perdana pada Rabu, 15 Juli 2020.
Ikrar untuk hidup dalam ketaatan, kemiskinan dan kemurnian itu disampaikan di hadapan Provinsial OFM Indonesia, RP Mikael Peruhe, OFM, yang juga memimpin Perayaan Ekaristi.
Pastor Mikael didamping Magister Novis, RP Fransiskus Oki Dwihatmanto, OFM, Pastor Paroki St. Paulus Depok, RP Anton Widarto, OFM, dan Diakon Marciano Soares, OFM.
Berlangsung di tengah pandemi COVID-19, upacara itu disiarkan langsung via kanal Youtube OFM Indonesia. Pihak yang hadir secara langsung sangat terbatas, hanya para petugas liturgi.
Dalam khotbahnya, Pastor Mikael mengajak para frater untuk “turun gunung” membawa kasih kepada mereka yang mengalami beban dalam hidup, mereka yang miskin secara rohani maupun jasmani dan mereka yang tersingkirkan.
Merujuk pada perikop Injil “Yesus Mengalami Transfigurasi di Gunung Tabor” yang dibacakan dalam Misa itu, ia meyakini selama setahun masa novisiat, para frater mengalami dan mendengar suara Allah dalam keheningan novisiat – yang ia ibaratkan sebagai gunung – sehingga janji prasetia itu menjadi kesempatan bagi mereka untuk membagikan pengalaman “di gunung” itu kepada banyak orang.
“Pergilah ke periphery (wilayah-wilayah pinggiran) untuk menjumpai saudara-saudari yang kesulitan dalam hidupnya, mereka yang tidak beruntung, mereka yang terpinggirkan,” ujarnya.
“Di sana kita sebagai Saudara Dina akan menemukan panggilan kita untuk berbagi buah-buah pengalaman perjumpaan dengan Allah, berbagai anugerah yang telah kita terima dari Allah, berbagi belas kasih dan berbela rasa dengan mereka,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, “dalam perjumpaan dengan mereka yang miskin dan terpinggirkan kita dapat menemukan identitas adikodrati kita sebagai Saudara-saudara Dina.”
Sementara itu mewakili rekan-rekannya, Frater Krisan dalam kata sambutan mengatakan, selama “pendakian gunung’’ sehingga mengalami peristiwa Gunung Tabor seperti yang dialami oleh ketiga murid Yesus, mereka mendapat dukungan moril dan materil dari banyak pihak.
“Kami mendapat banyak dukungan selama pendakian yang tidak mudah ini,” katanya.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Persaudaraan Fransiskan, keluarga, dan para sahabat yang telah mendukung kami.”
Ke-16 frater ini, yang dalam keluarga Fransiskan dikenal dengan sebutan Saudara Muda selanjutnya akan menjalani studi filsafat dan teologi.
Ada yang akan ke Jakarta untuk belajar di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dan sebagian ke Seminari Tinggi Wedabakti, Yogyakarta.
Kontributor Marciano, OFM
Komentar