Berita Terkait Gereja Katolik
Selasa, 7 Februari 2023
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Berita Terkait Gereja Katolik
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Home Feature

Suster Rose yang Berani Mati Demi Membela Pengunjuk Rasa di Myanmar

"Tembak saja saya jika kalian mau," kata Suster Rose. "Para pengunjuk rasa tidak memiliki senjata dan mereka hanya menungkapkan aspirasi mereka dengan dama," tambahnya.

7 Maret 2021
in Feature, Headline, Inspiratif
0
Suster Rose yang Berani Mati Demi Membela Pengunjuk Rasa di Myanmar

Suster Ann Rose Nu Tawng berdiri di depan aparat keamanan saat unjuk rasa anti-kudeta di Myanmar, di mana ia meminta agar polisi tidak melakukan kekerasan terhadap massa yang menggelar aksi damai. (Foto: Ist)

Katoliknews.com – Saat pasukan keamanan Myanmar menindak para pengunjuk rasa pada 28 Februari yang melawan kudeta militer, Suster Ann Rose Nu Tawng tidak tinggal diam.

Tanpa gentar,  ia berlutut di depan personel keamanan, memohon kepada mereka untuk tidak menembak warga sipil yang tidak bersenjata.

“Tembak saja saya jika kalian  mau,” katanya. “Para pengunjuk rasa tidak memiliki senjata dan mereka hanya menyampaikan aspirasi mereka dengan damai,” katanya, seperti dilansir UCA News, media Katolik Asia.

Biarawati dari Kongregasi Suster St. Fransiskus Xaverius di Myitkyina, ibu kota negara bagian Kachin, mengenang bahwa petugas keamanan menyuruhnya pergi karena dia dalam bahaya besar, tetapi dia bersikeras dia tidak akan pergi dan siap untuk mati.

BacaJuga

Imam di Myanmar Ditodong dengan Senjata oleh Tentara

Imam di Myanmar Ditodong dengan Senjata oleh Tentara

1.3k
Utusan Myanmar Temui Paus Fransiskus

Utusan Myanmar Temui Paus Fransiskus

1.1k

“Saya telah mempersiapkan diri saya bahwa saya akan memberikan hidup saya untuk Gereja, untuk rakyat dan untuk negara,” katanya.

Aksi heroik Suster Rose menuai apresiasi. (Foto: Ist)

Berbicara kepada UCA News pada tanggal 1 Maret, Suster Nu Tawng menjelaskan tentang bagaimana dia dua kali memohon kepada pasukan keamanan dan bagaimana dia membantu pengunjuk rasa melarikan diri dari pemukulan dan penangkapan.

Pada 28 Februari, terjadi pemogokan nasional terhadap kekuasaan militer karena ribuan orang melakukan protes yang memicu  tindakan keras yang intensif oleh polisi dan tentara, di mana  sedikitnya 18 tewas dan banyak yang luka-luka.

Biarawati berusia 45 tahun itu ingat bahwa puluhan pengunjuk rasa lari dan bersembunyi di klinik yang dikelola gereja tempat dia bekerja ketika petugas keamanan memukuli, mengejar, dan menangkap mereka.

“Ketika saya melihat situasi  itu, saya merasa ini seperti zona perang,” katanya.

Dia juga dipukul di kaki dan dada tetapi hanya mengalami luka ringan.

Suster Rose adalah salah satu biarawati yang berdiri di depan klinik dan menunjukkan solidaritas dengan para pengunjuk rasa dengan memegang spanduk bertuliskan “Keadilan dan demokrasi akan menang” saat pengunjuk rasa anti-kudeta bergerak di jalan-jalan.

Selain itu, ia juga ikut serta dalam pawai di Myitkyina bersama dengan para imam, umat awam, dan biarawati lainnya untuk berdoa bagi perdamaian.

Biarawati itu mengatakan dia merasa sangat sedih dan menangis ketika melihat gambar pasukan keamanan dengan keras menindak protes damai di beberapa kota.

“Saya seorang biarawati Katolik tetapi saya juga warga negara Myanmar, jadi saya memiliki perasaan yang sama dengan orang-orang Myanmar,” katanya.

“Saya selalu berpikir tentang bagaimana saya bisa membantu rakyat Myanmar.”

Sister Rose menekankan bahwa orang-orang dari semua lapisan masyarakat, agama dan etnis perlu berjalan bahu-membahu untuk mencapai tujuan demokrasi.

“Saya yakin kami akan mencapai tujuan kami melalui ketekunan meskipun perjalanannya berat dan menghadapi lebih banyak pertumpahan darah,” katanya.

Foto Suster Rose yang dibagikan di media sosial telah menarik simpati banyak pihak, termasuk jurnalis, kelompok hak asasi dan mantan utusan hak asasi PBB, Yanghee Lee, yang memuji keberaniannya.

Joseph Kung Za Hmung, editor Gloria News Journal, sebuah media online Katolik di Myanmar menyatakan, tindakan Suster Rose dan tanggapan polisi yang berhenti setelah melihat permohonan suster itu telah mengejutkan banyak orang,.

Ia menggambarkan tindakan biarawati itu sebagai teladan bagi para pemimpin gereja, seperti uskup dan imana “untuk keluar dari zona nyaman mereka dan mengikuti teladan keberaniannya.”

 

Tags: MyanmarSuster Ann Rose Nu Tawng
Artikel Berikut
Calon Imam di Kupang Akhiri Hidup dengan Gantung Diri

Calon Imam di Kupang Akhiri Hidup dengan Gantung Diri

Kunjungan Paus Fransiskus ke Irak Membawa Pengaruh Positif bagi Muslim di Wilayah Arab

Kunjungan Paus Fransiskus ke Irak Membawa Pengaruh Positif bagi Muslim di Wilayah Arab

Komentar

Artikel Terkini

Gema World Youth Day Portugal di Paroki Santo Paulus Nanga Kantuk, Kalimantan Barat

Gema World Youth Day Portugal di Paroki Santo Paulus Nanga Kantuk, Kalimantan Barat

1.1k
Paus Berbicara dengan Pemenang Zayed Award 2023 dan Mendorong Dialog Antaragama

Paus Berbicara dengan Pemenang Zayed Award 2023 dan Mendorong Dialog Antaragama

1k
[Buku Baru] Gereja: Bahtera yang Mulai Bocor?

[Buku Baru] Gereja: Bahtera yang Mulai Bocor?

1.3k
Renungan Hari Minggu Biasa V: Jadilah Garam dan Terang bagi Sesama

Renungan Hari Minggu Biasa V: Jadilah Garam dan Terang bagi Sesama

1.2k
Uskup Baru Jayapura: Doa adalah Senjata Ampuh untuk Perdamaian di Tanah Papua

Uskup Baru Jayapura: Doa adalah Senjata Ampuh untuk Perdamaian di Tanah Papua

1k
Komunitas Katolik Sant’ Egidio dan Aktivis Perdamaian Kenya Raih Zayed Award 2023

Komunitas Katolik Sant’ Egidio dan Aktivis Perdamaian Kenya Raih Zayed Award 2023

1k
Berita Terkait Gereja Katolik

Katoliknews.com menyajikan berita-berita tentang Gereja Katolik dan hal-hal yang terkait dengannya, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain.

Artikel Terbaru

  • Gema World Youth Day Portugal di Paroki Santo Paulus Nanga Kantuk, Kalimantan Barat
  • Paus Berbicara dengan Pemenang Zayed Award 2023 dan Mendorong Dialog Antaragama

Ikuti Kami

Facebook Twitter Instagram

Tentang Kami

  • Tentang Kami
  • Kirim Tulisan
  • Pedoman Media Siber
  • Iklan dan Partner
  • Kontak

© Katoliknews.com

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Dunia
  • Vatikan
  • Sosok
  • Opini
  • Katekese
  • Inspiratif

© 2020 Katoliknews

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In