Katoliknews.com – Gereja Katolik di Timor-Leste ikut bekerja sama dengan pemerintah membantu memperbaiki rumah-rumah warga yang rusak akibat banjir bandang bulan lalu yang menewaskan puluhan orang dan memaksa ribuan warga mengungsi.
Pastor Leandro Maria Alves, sekretaris eksekutif Konferensi Para Uskup (CET) di negara tersebut mengatakan, upaya itu dilakukan baik oleh CET maupun lembaga gereja lainnya.
Ia menjelaskan, CET tidak membangun rumah secara utuh, tetapi membantu membeli perlengkapan bangunan.
“Sejauh ini, sesuai dana yang tersedia, kami baru bisa menargetkan mengalokasikan dana bantuan untuk sekitar 15 rumah,” katanya seperti dilansir UCA News, 5 Mei.
Sementara badan amal Gereja Caritas Keuskupan Agung Dili menargetkan membantu pembangunan 58 rumah. Dari jumlah itu, 10 di antaranya rusak berat, 23 rusak sedang dan 25 rusak ringan.
Pastor Alves mengatakan, upaya itu merupakan bagian dari implementasi komitmen CET untuk menemani para pengungsi sejak bencana itu terjadi.
“Sejak bencana, Uskup Agung Virgilio Do Carmo Da Silva dari Dili bahkan turun langsung ke lapangan, menyalurkan bantuan kepada korban,” ujarnya.
Ia menjelaskan, CET juga masih memberi bantuan logistik bagi para korban.
“Hingga kini kami telah mengalokasikan dana sekitar 50,000 dolar (sekitar 720 juta rupiah) yang telah menjangkau sekitar 15 ribu pengungsi,” katanya, sambil menambahkan bahwa dana itu dipakai untuk bantuan makanan, pakaian dan kebutuhan mendesak lainnya.
Ia menjelaskan, selain dari kas CET, dana tersebut mereka peroleh dari sumbangan donatur, termasuk dari warga Timor-Leste yang bekerja di luar negeri.
Sementara itu, Pastor Angelo Salshina dari Keuskupan Dili mengatakan, mereka juga memberi bantuan khusus bagi korban yang keluarganya meninggal.
“Ada lima anak yang ibunya meninggal akan dimasukan ke panti asuhan. Saat ini mereka tinggal di salah satu komunitas suster di Dili,” katanya.
Langkah Gereja ini berjalan beriringan dengan upaya pemerintah yang memulai tahap perbaikan bagi rumah warga.
Miguel Perreira de Carvalho, Menteri Administrasi Negara mengatakan, total 25.000 keluarga yang membutuhkan perbaikan rumah, dari total 33.177 keluarga yang terdampak bencana.
“Sekitar 24.000 rumah rusak ringan, 553 rusak sedang dan 554 rusak berat,” katanya kepada wartawan usai bertemu dengan Perdana Menteri, Taur Matan Ruak pada 4 Mei.
Dia mengatakan, Presiden Francisco Guterres telah menyetujui alokasi anggaran 55 juta dollar (ekitar 793 miliar) untuk perbaikan itu.
Bencana tersebut dipicu oleh topan tropis Seroja yang melanda negara itu dan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang mayoritas beragama Kristen di Indonesia pada hari Minggu Paskah, 4 April yang mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor.
Ini mempengaruhi semua 13 kotamadya, dengan ibukota Dili dan daerah dataran rendah sekitarnya terkena dampak paling parah.
Sebanyak 41 kematian telah tercatat di Timor-Leste dan 181 di Indonesia.
Sebagian besar pengungsi di Dili kembali ke rumah, tetapi menurut laporan terbaru PBB, 3.925 orang – atau 799 keluarga – masih berada di 25 fasilitas evakuasi di ibu kota.
Bencana tersebut juga merusak 2.163 hektar lahan pertanian.
Komentar